“…mereka mendapat pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. al-Baqarah: 277)
Telah dijelaskan perbedaan antara takut dan sedih. Apa bedanya, saudara-saudara? Takut terhadap masa depan, dan sedih terhadap masa lalu. Mereka tidak bersedih terhadap masa lalu karena kenikmatan-kenikmatan yang kini (di surga) mereka rasakan membuat mereka lupa apa, saudara-saudara? Segala hal yang mereka lalui pada masa lalu di dunia.
Didatangkan orang paling menderita (di dunia) dari penghuni surga, lalu dia dicelup satu kali celupan di surga. Kemudian dia ditanya, “Hai Fulan…Apakah kamu pernah merasakan penderitaan sebelumnya? Apakah kamu pernah merasakan kesengsaraan sebelumnya?” Dia menjawab, “Tidak, wahai Tuhanku!” Dia melupakan itu semua, sehingga dia tidak sedih atas perkara duniawi yang dia lewatkan. Allahul Musta’an.
====
لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
وَسَبَقَ الْفَرْقُ بَيْنَ الْخَوْفِ وَالْحُزْنِ مَا الْفَرْقُ يَا إِخْوَانُ؟ الْخَوْفُ مِنَ الْمُسْتَقْبَلِ وَالْحُزْنُ مِنَ الْمَاضِي وَإِنَّمَا لَا يَحْزَنُونَ عَلَى الْمَاضِي لِأَنَّ مَا هُمْ فِيهِ مِنَ النَّعِيمِ أَنَسَاهُمْ مَاذَا يَا إِخْوَانُ؟ كُلَّ مَا مَرَّ عَلَيْهِمْ فِي مَاضِيهِم فِي دُنْيَاهُمْ
يُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ بِالْجَنَّةِ صَبْغَةً فَيُقَالُ يَا فُلَانُ هَلْ مَرَّ بِكَ شَقَاءٌ قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ بُؤْسٌ قَطُّ؟ فَيَقُولُ لَا يَا رَبِّي يَنْسَاهُ فَلَا يَحْزَنُ عَلَى شَيْءٍ فَاتَ مِنْ أُمُورِ الدُّنْيَا اللَّهُ الْمُسْتَعَانُ